“Hidup
dimulai pada akhir zona nyaman anda.”
-
Neale
Donald Walsch -
Anggrek
dan Pohon di Hutan
Alkisah, di sebuah hutan,
terdapat sebuah bunga anggrek yang tumbuhnya menempel pangkal batang
sebuah pohon besar. Anggrek sangat nyaman bersama sang pohon karena
selain bisa mendapat makanan yang cukup, ia juga terlindung dari
teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang mengguyur.
Namun, suatu kali, bencana
besar datang. Angin bertiup kencang saat itu, disertai hujan sangat
lebat. Tiba-tiba petir menyambar. ”Blaaarr!!” dengan kerasnya,
tepat di di pohon besar tempat anggrek bernaung.
Batang yang tadinya besar dan
kokoh, kini patah beberapa bagian. Pohon yang tadinya jadi rumah si
anggrek, telah hancur, hampir berantakan.
Anggrek menangis
sejadi-jadinya, ketakutan akan masa depannya. “Pohon… kamu selama
ini yang melindungi aku dari panas dan hujan. Kenapa kamu jadi
begini? Kamu juga baik mengizinkan aku mengambil sebagian makanan
dari batangmu. Sekarang…Kamu sendiri hanya tersisa beberapa daun
hijau di sebagian sisa batangmu. Siapa lagi yang akan melindungiku?”
Pohon yang tersisa, melihat
anggrek terus menangis, menyapa sahabatnya itu. “Wahai anggrek.
Jangan menangis. Aku pun mengalami kejadian yang sangat menyulitkan.
Tapi, aku bersyukur bisa tetap hidup meski hanya dengan sedikit sisa
daun di batangku ini. Aku yakin, dengan sisa ini, aku akan tetap bisa
kembali tumbuh, meski tak sesempurna dulu lagi. Begitu juga kamu.
Lihatlah, kilau mentari pagi yang kini langsung mengenaimu. Kamu
tampak semakin indah, ditambah embun yang menempel di tubuhmu. Panas
mentari dan hujan yang langsung mengenaimu, pasti akan membuatmu
semakin subur, cantik dan berbunga lebih banyak. Tentunya akan makin
banyak yang mengagumi keindahanmu.”
Anggrek tersentak dengan ucapan
pohon sahabatnya itu. Ia kini sadar. Ujian semalam ternyata malah
membuka hal lain yang tak pernah terpikirkan selama ini. Anggrek yang
indah, ternyata jauh lebih indah saat terkena pancaran mentari
langsung. Air yang mengenainya langsung, juga membuat anggrek tumbuh
lebih subur.
Rekan-rekan sekalian,
Sama dengan kita yang sering
terlena di zona nyaman, kadang tidak lagi merasa harus belajar dan
memperbaiki diri. Makin nyaman seseorang, ia tak mau lagi beranjak
pergi.
Padahal, di luar sana, kadang
tersedia peluang yang jauh lebih indah, lebih menyenangkan, lebih
menghasilkan, banyak yang masih bisa digali. Hal itulah yang
kadang-kadang membuat seseorang menjadi berhenti, melambat, dan malah
akhirnya kemudian terlibas oleh kemajuan zaman atau perubahan yang
terjadi.
Peristiwa yang disebut musibah
atau bencana sering diperlukan hadir untuk mengingatkan kita agar
mawas diri dan mulai belajar lagi. Pada saat awal kejadian, sangat
wajar kita mungkin “menangis” seperti sang anggrek. Namun perlu
kita yakini, bahwa itu semua datang untuk membawa kita jadi lebih
baik dan lebih baik lagi.
Mari, terus bersiap diri.
Evaluasi setiap hari, lakukan pembelajaran tiada henti. Tidak takut
ancaman dan cobaan yang bisa datang setiap saat. Sebab seringkali di
sanalah pertumbuhan mental sedang terjadi untuk menyongsong sukses
yang akan kita raih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar